Pengalaman Pertama Naik Gerobak

Pengalaman pertama naik gerobak ini mudah-mudahan jadi pengalaman pertama dan terakhir, karena sangat menakutkan. Ceritanya begini, masih ingatkan dengan banjir besar tanggal 2 sd 4 Februari 2007?

Tanggal 1 Februari malam hujan memang sudah sangat deras. Waktu itu saya janjian sama bos ketemu di Hotel daerah Sunter, karena kebetulan waktu itu bos dan teman-teman sedang ada shooting di Nissan Diesel. Pertemuan saya dengan bos adalah untuk membahas kenaikan gaji teman-teman yang biasanya memang setiap bulan Januari ada kenaikan gaji. Di bahas di hotel karena sudah seminggu bos ngga ke kantor karena ada shooting itu. Sementara karena lokasinya juga dekat rumah saya jadi yach janjian disana.

Selesai hitung-hitung kenaikan gaji teman-teman, saya kemudian pulang ditengah hujan deras. Ternyata sampai pagi hujannya belum reda juga, masih gerimis. Karena saya punya kewajiban untuk menyerahkan daftar gaji ke Bank, maka mau ngga mau saya harus masuk.  Begitu sampai di jalan Tendean, bus ngga bisa lewat dan jalanan ditutup. Ternyata di depan sekolah Santa banjir sudah sepinggang. Untungnya untuk masuk ke Jalan bangka banjirnya belum terlalu parah, masih bisa dilewati naik ojeg. Akhirnya saya nekad naik ojeg, karena kalo saya ngga nekad kasihan teman-teman ngga bisa gajian. Sementara waktu itu hari jum’at, kalo saya tunda berarti hari senin teman-teman baru gajian.

Begitu sampai kantor, ternyata ngga ada satupun teman kantor yang masuk. Yah karena memang ngga ada akses aman yang bisa mereka tempuh. Tempat kerja saya termasuk di dataran tinggi, tapi daerah sekitarnya dataran rendah. Untung masih ada sopir yang memang rumahnya di daerah bangka juga, dengan diantar sopir saya ke Bank. Setelah urusan gaji selesai saya balik ke kantor. Terus karena di kantor mati lampu, saya pun memutuskan untuk pulang.

Saya minta antar sopir yang punya motor RX King yang lumayan tinggi, menerobos baniir untuk sampai ke jalan Tendean. Sampai disana saya kebingungan lagi untuk menuju Blok M. Satu-satunya alat transportasi yang ada adalah gerobak sampah. Yahh saya harus naik gerobak sampah untuk bisa melewati daerah banjir di depan sekolah Santa.

Sebenarnya saya paling takut sama air karena ngga bisa berenang. Tapi mau gimana lagi, dari pada saya kemalaman disana ngga ada tempat menginap akhirnya saya nekad naik gerobak. Saat itu didalam gerobak ada 5 penumpang, 2 orang cewek termasuk saya dan 3 orang cowok. Gerobak didorong sama 3 orang, 1 orang di depan, 1 dikiri, 1 di kanan. Bismillah gerobak mulai di dorong, pertama-tama air masih sebetis….lama-lama loch loch koq airnya masuk ke gerobak. Makin lama loch koq celana panjang saya basah, makin lama basahnya sampai sedengkul dan masih bertambah lagi sampai sepinggang saya….ya ampuun saya dah mulai panik. Gerobak didorong melawan arus air. Pas melewati kali, arusnya semakin deras. 3 orang yang mendorong gerobak ngga kuat. Mereka pada teriak “ngga kuaaatt, arusnya deras sekaliiii”. Gerobak oleng kekiri kebawa arus. Ya ampuun saya makin panik. Kalo sampai kebawa arus gimana? saya kan ngga bisa berenang? Memang sech ada tali untuk pegangan tapi kalo gerobaknya terbalik mana sempat pegangan? 3 orang tadi masih berusaha untuk melawan derasnya arus. Saya langsung membaca ayat kursi keras-keras. Tapi semakin didorong arusnya semakin deras, Gerobak makin oleng kekiri dan hampir mendekati kali. Ya Allah saya sudah pasrah. Padahal 2 hari lagi saya mau dilamar sama calon suami. Di tas juga ada ATM yang isinya uang seserahan dari calon suami. Situasi benar-benar panik saat itu. Di depan ada polisi yang berjaga-jaga tapi mereka ngga bisa berbuat apa-apa. Karena memang airnya terlalu dalam dan arusnya deras sekali. Tapi untunglah ditengah kepanikan itu, Allah memberikan pertolongan. Perlahan gerobaknya bisa dikuasai oleh ke 3 orang tsb. Dan Alhamdulillah akhirnya saya bisa sampai ke tempat yang bebas banjir.

Sebenarnya saya naik gerobak cuma melewati jarak 200 meter (Om NH pasti tahu lokasi ini), tapi petualangannya sungguh seru. Dan ini benar2 pengalaman yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup. Bertarung dengan maut. Alhamdulillah saya masih diberi umur panjang dan akhirnya acara lamaran saya bisa terlaksana. Alahmdulillah…..

Postingan ini diikutsertakan di Giveaway Pengalaman Pertama di Blognya Mbak Una