Pertama-tama saya mohon maaf karena tidak sanggup untuk berbicara langsung, hanya melalui surat inilah saya bisa mengeluarkan semua isi hati yang kini tengah saya rasakan. Kemarin ketika Bapak mengajak saya bicara untuk menyelesaikan masalah yang tengah kita hadapi, tiba-tiba saja semua yang ada di pikiran saya hilang seketika. Padahal sebelumnya saya sudah merencanakan akan mengatakan apa-apa yang selama ini mnegganjal di hati. Maafkan karena kemarin saya telah membuang waktu Bapak yang tak banyak itu dengan hanya diam. Diam seribu bahasa.
Sebenarnya kemarin saya sudah berjanji untuk tidak akan mengeluarkan airmata, tapi ternyata benteng pertahanan saya runtuh. Pada akhirnya air mata ini menetes sangat deras. Saya menangis karena menyadari sebenarnya Bapak orang yang baik, bahkan teramat sangat baik. Maafkan kalau selama beberapa tahun belakangan ini saya bersikap agak kasar, ini semata-mata karena saya sudah terkontaminasi dengan omongan teman-teman. Tapi hari ini saya baru menyadari bahwa sesungguhnya apa yang diomongin teman-teman tidak sepenuhnya benar.
Terbukti meskipun selama ini saya bersikap agak kasar, ternyata Bapak tetap baik terhadap saya. Bapak tetap perhatian terhadap saya. Bahkan bapak berniat membantu saya. Duh malu rasanya hati ini mendapati orang yang selama ini telah banyak berjasa terhadap saya, malah saya perlakukan dengan kasar.
Terbayang di benak saya, seandainya bukan Bapak mungkin sudah dari dulu saya dipecat. Yah karena saya tidak menghormati Bos. Tapi tidak demikian dengan Bapak. Melihat sikap saya yang berubah drastis, Bapak malah mengajak saya bicara baik-baik demi mencari akar masalah yang sesungguhnya, sehingga bisa diambil keputusan yang menggembirakan kedua belah pihak. Sungguh Bapak merupakan pahlawan bagi saya dan juga keluarga saya.
Tidak bisa saya pungkiri, setelah bekerja dengan Bapaklah saya diberikan kepercayaan yang sedemikan besar. Setelah bekerja di kantor Bapak, saya mengerti yang namanya internet. Setelah bekerja dengan Bapak kehidupan perekonomian saya mulai membaik, sehingga saya bisa punya tabungan dan membeli barang2 elektronik dan juga hape. Di kantor ini juga saya menghandle beberapa pekerjaan dari mulai keuangan, pembukuan, pajak, pembelian, personalia, gudang dan administrasi yang kesemuanya bisa berguna jika saya punya usaha sendiri kela. Dan bantuan yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup adalah bantuan pinjaman dana dari bapak sewaktu saya mau menikah dulu, sehingga sekarang saya bisa menyandang status sebagai istri. Serta bantuan-bantuan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Kini setelah 10 tahun saya bekerja dengan Bapak, dengan berat hati saya akan resign. Bukan karena saya tidak enjoy bekerja dengan Bapak lagi, tapi semata-mata karena jarak tempuh yang demikian jauh. Dalam tahap inipun, Bapak lagi-lagi memberikan perhatian lebih kepada saya. Bapak berjanji akan memberikan saya support dalam menjalankan bisnis saya nanti. Subhanallah betapa baiknya Bapak. Saya jadi semakin malu dengan diri ini.
Selamat tinggal pak, semoga Bapak mendapatkan karyawan pengganti yang lebih baik dari saya. Dan semoga usaha Bapak semakin berkembang. Aamiin…….
Bapak tetap mejadi pahlawan bagi saya dan keluarga. Dan sampai kapanpun saya tidak mungkin melupakan jasa-jasa Bapak selama ini.
Salam,
Nia
..
“Postingan ini diikutsertakan dalam Kontes Dear Pahlawanku yang diselenggarakan oleh
Lozz, Iyha dan Puteri”
kepengen ikutan juga kontes ini tapi binun mau nulis dari mana... hehe.... semoga menang mbak, aku doakan dari jauuuhhhh
ReplyDeletesurat resign beneran toh?
ReplyDeleteloh jadi resign mbak?
ReplyDeleteALHAMDULILLAAAAAAAAAAAAHHHH
ReplyDeletealhamdulillaaaaah
suratnya ini beneran kan Mbak?
jadi resign???
alhamdulillaaaaaaaah
Kalo Mama Ina resign,
ReplyDeletepasti dede Walu sneng sekali
Subhanallah, Nia jadi resign beneran?
ReplyDeletepasti dede walu seneng banget tuh .... :D
betapa baik boss nya Nia, benar2 seorang pahlawan bagi Nia dan keluarga
semoga sukses di kontes ini Nia
salam
terharu biru baca surat mba nia..
ReplyDeletesemoga jadi pilihan terbaik ya mba..
itulah kadang yang membuat kita betah kerja dikantor selam puluhan tahun,bukan karena gajinya yang kecil atau besar melainkan karena orang yang selalu mendukung kita setiap saat baik sebagai karyawan atau pun temen baik diluar sana
ReplyDeleteWah mbak, baik bener si bapak ini ya? Pasti seneng ya punya pimpinan spt itu.
ReplyDeleteSuratnya keren mbak... apalagi yg mendapat surat ini adalah pahlawan yg langsung menyentuh hidup mbak Nia.
ReplyDeleteSemoga menang...
Suka dengan surat ini Mbak... semoga sucses ya ;)
ReplyDeleteSemoga juga aku bisa ikutan besok...
Menyentuh banget suratnya..
ReplyDeleteMam..beneran nih resign..??/
Alhamdulillah,anak2 bisa ke urus sendiri,merekalah pahlawan kecil!!
Tetep smangat !!
kalau ketetapan sudah diambil, keyakinan akan resign sudah bulat monggo silakan jalan. Semoga dengan kejadian ini akan menjadikan masing-masing menjadi lebih baik dari sebelumnya
ReplyDeletesebelumnya sukses ya ngontesnya...
ReplyDeletekalo suami mmg sdh lebih dari cukup penghasilannya, sptnya sang istri bagusnya mengaktualisasikan dirinya didalam keluarga....
salam persahabatan !
Terharu juga nih bacanya.
ReplyDeleteKalau tidak mencari kebenaran sendiri dan termakan omongan orang lain kita jadi tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata bapak begitu baik ya...
semoga tetep menjadi keputusan yang trbaik ya bu, dan terutama silaturahim dengan Pak Bosnya dulu, tetep terjalin dengan baik.. :D
ReplyDeleteNapa enggak usul kantornya dipindah ke tempat yang lebih dekat dari rumah anda aja mbak Nia? #maksa
ReplyDeletematur nuwun sudah berpartisipasi ya mbak.. salam sayang buat Ina dan Walu..
Nia...aku terharu membacanya, rasanya pasti sedih ya mau meninggalkan tempat yang sudah membuat kita bisa semua dan bisa memiliki semua. Ditambah lagi bapaknya baik lagi...gak salah kalau dia dibilang Pahlawan....
ReplyDeleteAkhirnya galau terjawabkan ya mom, memilih keluar.
Moga lancar usahanya ya mom
ada pertemuan ada perpisahan.
ReplyDeleteAda kedatangan ada pula kepergian.
Itulah alur kehidupan, bukan sebagai akhir, tetapi sebagai penanda waktu awal masa kehidupan yang baru.
Terus berusaha jadi yang terbaik, apapun cobaan yang akan terjadi semata-mata karena ALLAH ingin hambanya jadi lebih baik. Ganbatte nia-san :)
beneran resign ? Alhamdulillah, Insya Allah ini memang jalan yang terbaik ya buat keluarga, terutama buat anak-anak.
ReplyDeletembak Nia jd resign? semoga usahanya tambah sukses ya mbak...
ReplyDeletesubhanallah ya mbak, (mantan) bos yg baik pun jg merupakan pahlawan, apalagi yg dgn lapang hati melepas karyawannya utk berusaha dgn bisnis sendiri... salut!
semoga sukses kontesnya mbak Nia :-)
Wah... Serius mau berhenti ya, Mbak?
ReplyDeleteHmm... semoga bisnisnya lancar ya :)
Wah akhirnya jadi keluar juga.
ReplyDeleteSekarang bisa menjadi full time mother seperti Mbak Lidya dong. Moga makin sukses aja usahanya.
resign dari kantor lama karena mo fokus sama kios 108 nya yaa mah?? hehe..
ReplyDeletekalo si bos baca surat ini, pasti beliau terharu.. sukses terus deh mah :)
wah resign mbak? semoga menjadi keputusan terbaik ya mbak. apapun itu dimanapun kita bisa menjadi pahlawan. ^^
ReplyDeleteKatanya sih, karena orang baik selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, mungkin itu sebabnya Mbak Nia diberi atasan yang baik oleh Alloh ^_^
ReplyDeleteWorking mom ataupun fulltime mom, yang penting selalu berusaha jadi yang terbaik ^_^
Gudlak kontesnya, Mbak.
Say, aku jadi penasaran. Beneran dirimu resign?
ReplyDeleteSurat pengunduran diripun, dapat ditulis dengan indah seperti ini... :)
ReplyDeletenice..
pilihan yang terbaik, telah ditetapkan. mantapkan langkah mbak..
insyaAllah jadi berkah..
moga sukses bisnisnya...
-artikel sedang dinilai-
@ Adverthiya : asyik bu juri sudah datang menilai...dapat nilai berapa mbak? kasih bocoran dong ehehhe.....
ReplyDelete@ Dewi Fatma : iya say...nanti akhir desember
@ Della : iya mbak makasih ats supportnya.....alhamdulillah hidupku dikelilingi oleh orang2 yg baik....
@ Puteriamirillis : iya mbak soale kasihan anak2 kalo aku pulangnya malam2 trus...
@ Mas Jier : amiin makasih atas doanya....
@Dhenok Habibie : iya dhe, klo bosku baca pasti terharu heheh...