Dokter Gigi Masuk Sekolah

Dulu waktu jaman saya masih SD, setiap 3 bulan sekali datang dokter gigi ke sekolah. Saya masih inget banget penampilan dokter giginya, badannya tinggi besar, kulitnya putih bersih, memakai blazer putih plus membawa tas hitam besar berisi peralatan perang medis.

Biasanya  Pak guru ngga pernah memberi tahu kalo akan datang dokter gigi hari itu. Karena kalo anak-anak tahu banyak yang ngga masuk (jadi inget film upin dan ipin hihihi....). Biasanya begitu anak-anak lagi asyik belajar, tiba-tiba Pak Kepala Sekolah datang ke kelas memberitahu bahwa Pak Dokter Gigi sudah datang dan anak-anak diminta satu persatu datang ke ruang guru.

Duhhh jantung langsung deg-degan. Sementara mau kabur ngga bisa karena diawasin sama Pak Guru. Biasanya anak-anak yang giginya bagus akan kembali ke kelas, sementara yang giginya bermasalah akan ditinggal di ruang guru untuk selanjutnya di eksekusi. Saat menunggu giliran rasanya seperti bisul mau pecah, serba salah...sementara mau belajar udah ngga konsen. Yahh karena setiap ada dopkter gigi ke sekolah sudah dipastikan saya akan menjadi pasiennya. Masalah dari gigi saya adalah ketika gigi susu belum tanggal sementara gigi tetap sudah tumbuh. Alhasil gigi saya jadi numpuk.

Sebenarnya bukan rasa sakit yang saya takuti, tapi lebih karena rasa malu kepada teman-teman. Biasalah namanya juga anak-anak, begitu balik ke kelas dengan mulut yang dihiasi kapas, secara serentak mereka ketawa berjamaah.....oh kejamnya....udah nahan sakit masih harus menahan malu.......

Tapi sekarang saya baru menyadari betapa beruntungnya gigi saya dicabut secara gratis, kalo ngga ada dokter gigi yang datang ke sekolah mungkin gigi saya tumbuhnya jadi jelek ngga beraturan.....

Postingan ini ditulis untuk memeriahkan Sayembara Magahaya yang diselenggarakan oleh dokter gigi gaul.