Cinta Tak Harus Dengan Kata-Kata

Aku membayangkan pasti asyik yach kalo punya suami yang sudah kenal luar dalam, maksudnya sudah kenal lama sebelum menikah. Sudah tahu banget bagaimana sifatnya. Dan pastinya sudah teruji pula kedalaman cintanya. Sementara ketika aku menikah dulu, aku masih suka bertanya-tanya sendiri...apa benar dia mencintai aku? apa benar dia sayang sama aku?

Sampai pada satu waktu pertanyaan itu terjawab juga. Ceritanya pas ulang tahun pertama setelah aku jadi istri tepatnya tanggal 29 maret 2007, suami kirim sms yang bunyinya begini : "Hari ini mestinya aku bahagia karena hari ini adalah hari istimewa buat pasangan hidupku. Tapi aku sedih karena tidak ada yang bisa aku berikan padanya. Tapi aku memiliki sesuatu yang besar, yang aku berikan hanya kepadanya. Aku punya cinta, yang tak akan pudar (Insya Allah). Ya Allah...aku mohon ridhomu untuk cinta yang kuberikan kepada istri yang telah diberikan, dititipkan kepadaku. Kumohonkan rahmatMU agar aku mampu memikul amanah ini. aamiin"

Waku itu aku nangis baca smsnya. Sampai sekarang pun kalo aku baca sms ini masih tetap nangis. Ternyata suamiku benar-benar mencintai aku. Meskipun sebelum menikah dia tidak pernah mengobral kata-kata CINTA, ternyata jauh di lubuk hatinya....tersimpan cinta yang begitu dalam.

Puji Syukur kupanjatkan kepadamu Ya ALLAH, karena telah mempertemukan aku dengan seseorang yang begitu baik hatinya, seseorang yang sangat jujur, seseorang yang tidak banyak menuntut, seseorang yang mau menerima istrinya dengan apa adanya, seseorang yang begitu bertanggung jawab terhadap keluarga. Semoga kami sekeluarga selalu berada di jalan yang lurus dan selalu mendapat ridhoMU.

Jalan yang kami lalui masih sangat panjang. Semoga kami berdua bisa menjaga cinta ini dengan sebaik-baiknya. Semoga kami berdua bisa menumbuhkan rasa cinta ini menjadi lebih besar lagi. Semoga kami berdua bisa mengarungi samudra kehidupan bersama-sama. Semoga kami berdua bisa melalui semua rintangan dan cobaan yang ada didepan demi menuju sebuah kemenangan. Aamiin......

“Cerita ini diikutsertakan dalam kontes Bahasa Cinta di Atap Biru”