I. 4 Maret 2007
Yang pertama tanggal 4 Maret 2007 adalah hari pernikahan saya, dimana sejak saat itu status di KTP berubah dari Belum Menikah menjadi Menikah. Terus terang sebelum menikah, saya sempat putus asa, takut kalau saya tidak mendapatkan jodoh, karena sudah banyak teman-teman yang se-umuran dengan saya sudah menikah. Waktu itu saya paling benci kalau pergi ke suatu tempat yang mengharuskan untuk menunjukan KTP seperti ke Kelurahan (Perpanjang KTP), Rumah Sakit (Daftar Pasien baru), Bank (Buka Rekening baru) dll....karena petugas tsb akan tahu umur dan status saya yang sebenarnya. Yang ada di benak saya pasti mereka akan mentertawakan status saya....benciii....
Dulu setiap kali saya menerima undangan pernikahan teman, malamnya saya pasti nangis......nangis merenungi nasib yang belum juga mendapatkan jodoh. Saya sudah berusaha mencari seseorang yang kehilangan tulang rusuknya, tapi saya belum juga ketemu dengannya. Sampai pada satu waktu saya menonton sinetron di salah satu stasiun TV, waktu itu yang main Desy Ratna Sari, ceritanya Desy juga belum mendapatkan jodoh.....ketika menghadiri acara pengajian...sang Ustadz memberi tausiah bahwa jika ingin segera mendapatkan jodoh amalan yang harus diperbanyak adalah Bersedekah. Setelah mendengar tausiah tsb, Desy menjadi donatur tetap renovasi masjid di kampungnya. Selang beberapa waktu kemudian, Desy pun mendapatkan jodoh.
Sejak saat itu saya berusaha untuk memperbanyak sedekah dengan harapan nasib saya bisa berubah seperti Desy Ratna Sari dalam sinetron tsb. Setiap Idul Adha saya mulai membeli hewan Qurban untuk disembelih. Syukur Alhamdulillah, pada Idul Adha yang ke tiga, saya sudah mendapatkan JODOH.
II. 27 Maret 2007
Hari itu hari kelabu, karena ibu saya (Umi) meninggal dunia setelah di rawat di RS karena sesak nafas. Ceritanya tiga hari setelah menikah, tanggal 7 maret suami mengajak saya untuk tinggal di Bintaro. Umi yang selama ini ngga pernah jauh dari anak gadisnya merasa kehilangan yang teramat sangat. Sejak saya pindah ke Bintaro Umi jadi murung, sering melamun dan pada akhirnya jatuh sakit. Tanggal 17 Maret Umi masuk RS. Seumur hidup baru sekali itu Umi dirawat di RS. Sedih saya bertambah karena tiga hari setelah Umi dirawat di RS, suami harus berangkat ke Pare-Pare untuk tugas kantor.
Sebenarnya saya ngga begitu setuju umi di rawat di RS tersebut karena biayanya terlalu mahal sementara sakitnya tak kunjung sembuh. Saya berniat untuk memindahkan Umi ke RS lain. Biasanya saya membesuk Umi sepulang dari kantor. Waktu itu tiga hari saya ngga membesuk Umi ke RS, yaitu hari sabtu, minggu dan senin. Senin malam jam 9, adik angkat saya memberitahukan agar saya segera ke RS karena ditanyain terus sama Umi, waktu itu saya berasa capeek banget...jadi niatnya saya akan ke RS besok pagi aja sekalian mengurus kepindahan Umi ke RS lain. Saya juga udah telepon Bos mengabarkan bahwa besok saya ngga bisa masuk kantor. Tapi rencana tinggal rencana, jam 1 pagi kakak saya menelepon dari RS mengabarkan kalau Umi sudah meninggal dunia setelah 10 hari dirawat. Duhh dunia terasa runtuh, saya menyesaal sekali karena sudah tiga hari ngga melihat wajah Umi di RS....saya menyesal karena belum sempat meminta maaf....saya menyesal tidak melihat dan mendampingi Umi di detik detik terakhir kehidupannya. Sampai saat ini kalau mengingat kejadian itu dada terasa sesak.
III. 29 Maret
29 Maret adalah hari ulang tahun saya. Dulu setiap kali saya ulang tahun berasa sedih karena hidup terasa hampa...ngga ada perubahan apa-apa...dari tahun ke tahun begitu begitu aja...tapi setelah menikah, setiap ulang tahun saya merasa bahagia karena dikelilingi tiga orang yang sangat menyayangi saya, yaitu suami dan anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Hidup jadi bergairah, mencari rejeki jadi bersemangat, rumah jadi ramai dengan suara tangisan, celotehan dan ketawa anak anak. Ternyata menikah itu bikin hidup jadi hidup....
Dari tiga kejadian diatas saya bersyukur bahwa :
1. Saya menikah disaat Umi masih hidup, saya bahagia karena Umi masih bisa menyaksikan anak gadisnya dipersunting lelaki idaman.
2. Karena Umi meninggal, pada akhirnya kantor suami mengijinkan suami berkantor di jakarta lagi, dari yang seharusnya suami dinas di Pare-Pare selama setahun....akhirnya diijinkan untuk sekali sekali aja ke Pare Pare disaat ada tugas yang teramat sangat penting.
3. Karena suami sudah dinas di Jakarta lagi...pada akhirnya saya pun hamil dan di karuniai 2 putri yang cantik-cantik. Tapi saya sedih karena Umi belum sempat melihat cucunya lahir ke dunia...padahal dulu semasa hidup, setiap tetangga dekat punya bayi...pasti bayi tsb dibawa ke rumah dan diasuh seperti layaknya cucu sendiri...tapi sekarang ketika cucunya lahir, umi malah sudah berada di alam baka...sampai sampai Ina pernah berkata begini : "Ma....Mitha punya nenek, Kiki punya nenek, Azril punya nenek...trus nenek Ina dimana?"
"POSTINGAN PENUH RASA SYUKUR INI UNTUK MEMERIAHKAN SYUKURAN RAME RAME MAMA CALVIN, LITTLE DIJA DAN ACACICU"