Satu waktu, tepatnya tanggal 03 Januari 2006 terjadi percakapan antara aku dan teman kantorku (ita).
Ita : “ehhh mpok, loe mau gw kenalin sama temen laki gw yang baru masuk islam gak? Dia baru masuk islam seminggu yang lalu”
Aku : “hahh baru masuk islam? Emang kenapa dia masuk islam? Ikutan agama ceweknya?”
Ita : “ enggak lagi, justru dia masih jomblo makanya gw mau kenalin sama elo”
Aku : “ya udah dech (dengan sikap pasrah), sapa tau orangnya baik”
Ita : “ya udah nanti gw kasih alamat emailnya aja yachh…nanti loe kenalan sendiri lewat chatting”
Beberapa hari kemudia ita ngasih alamat email cowok yang dimaksud. Berbekal alamat email tsb, aku mulai kirim email ke cowok itu. Kebetulan waktu itu aku rutin dapat kiriman email yang lucu-lucu dari temanku (wiwi). Hampir setiap hari aku kirim email yang lucu lucu itu. Tapi dari jangka waktu pertengahan januari sampai akhir pertengahan maret (2 bulan), cowok itu ngga merespon sama sekali email yang aku kirim tadi. Dalam hati aku ngedumel begini : “gila nech cowok, sombong amat….dikirimin email setiap hari mbok dibalas kek, minimal kan seharusnya dia penasaran sama aku karena setiap hari aku kirimin email. Tapi anehnya ini cowok koq cuek aja. Malah aku yang jadi penasaran sama dia”.
Akhirnya aku memberanikan diri kirim email yang lain dari sebelumnya. Waktu itu aku kirim email begini : “hai….lam kenal yach….”
Tanpa disangka, ternyata cowok itu membalas email yang aku kirim. Dia jawab begini : “hai…lam kenal juga yachh….”
Nah sejak saat itu, mulailah kami kirim-kiriman email…. Topiknya mulai beragam, dari asal-usul sampai cerita yang lucu-lucu. 2 minggu kemudian tepatnya tanggal 30 Maret 2006 kita janjian untuk ketemu di Blok M Mall.
Begitulah awal mula aku ketemu sama cowok tersebut yang ternyata bernama Iyang. Setelah pertemuan di Blok M, Iyang ditugaskan oleh kantornya ke Pare-Pare selama 1 tahun. Sejak saat itu kita komunikasi lewat sms, email dan sesekali lewat telepon. Yah cuma ngobrol ngalor ngidul sebagai seorang sahabat.
Kita ngga pernah pacaran, karena selama ini Iyang ngga pernah mengucapkan “I pada U” atau “aku pada mu”. Sampai pada satu saat kalo ngga salah bulan desember 2006, entah siapa yang memulai, waktu itu percakapan kita di telepon sudah mengarah ke hal yang serius. Yah mengenai pernikahan. Jadi boleh dibilang ujug-ujug kita membahas masalah pernikahan. Kira-kira biayanya berapa kalo mau merid, Surat-surat yang dibutuhin apa aja, dsb dsb.
Rencana awal kami mau menikah di bulan juni atau juli 2007. Karena sesuai perkiraan kemungkinan baru bulan itu uang kami ngumpul. Yahh kami memang tidak mau memberatkan orangtua tentang masalah biaya. Semua biaya murni kami tanggung berdua. Tetapi ternyata pada bulan itu justru kerjaan Iyang lagi banyak-banyaknya dan ngga mungkin bisa ambil cuti. Setelah kalkukasi biaya, mikir-mikir lagi darimana kita bisa dapat tambahan dana kalo rencana meridnya dimajukan. Akhirnya kami menemukan jalan keluarnya. Dan setelah kami berdua sepakat bahwa akad nikah akan dilangsungkan bulan Maret, barulah kami berdua bicara dengan keluarga masing-masing.
Kagetlah mereka begitu dengar rencana kami. Apalagi orangtuaku sama sekali belum pernah ketemu sama calon menantunya. Sementara di pihak iyang, seluruh keluarganya lebih kaget lagi. Tapi kami berdua sudah sepakat untuk menikah. Bagaimanapun yang menjalankan nanti adalah kami berdua. Keluarga hanya tinggal merestui saja. Untunglah mereka pada akhirnya mau memberi restu.
=================
Hahh si poetry mau menikah? Sama siapa? Begitulah reaksi tetanggaku begitu dengar aku mau menikah. Jelas aja mereka kaget karena selama ini aku ngga pernah membawa pacar/cowok ke rumah. Jadi disangkanya aku jomblowati sejati hehehe…Padahal aku punya prinsip ngga akan bawa cowok ke rumah klo belum ada kepastian. Bukan apa-apa, takut dibilang playgirl yang suka gonta ganti pacar. Apalagi disekitar tempat tinggalku banyak ibu-ibu yang suka ngegosip. Lagi belanja di tukang sayur sambil ngegosip, lagi arisan sambil ngegosip. Bahkan pulang ngaji pun sambil ngggosip. Aduhhh…makanya waktu itu ibuku ngga pernah bergaul dengan ibu-ibu disekitar rumah. Tapi itu dulu yachhh…sekarang sech udah berubah, mereka udah ngga seperti dulu lagi. Sekarang sudah banyak yang bertobat seiring usia mereka yang semakin udzur.
Dan Iyang pertama kali datang ke rumah adalah saat lamaran tanggal 4 Februari 2007. Waktu itu banyak tetangga yang penasaran sama calon suamiku. Mereka banyak yang ngintip-ngintip dari dalam rumah. Karena mereka tau acara lamarannya pagi, jadi mereka udah nunggu dari pagi di rumah masing-masing. Tapi sampe jam 12 siang koq ngga ada orang datang rame-rame bawa seserahan? Yah jelas ajalahh….wong Iyang datang melamar ke rumah seorang diri je…….hahhahah mereka tertipu.
Akad nikah dilangsungkan 1 bulan kemudian. Syukurlah dengan keterbatasan dana dan persiapan yang mepet, akhirnya terlaksana juga acaranya dan berjalan lancar.
===============
Apa sech yang bikin aku berani mengambil keputusan untuk menikah dengan iyang? Padahal boleh dibilang ketemu muka aja bisa dihitung dengan jari. Entah yach, cuma waktu itu aku yakin aja kalo Iyang lah pria yang tepat untuk jadi suamiku. Karena dulu aku bercita-cita punya suami yang :
- Seiman dan bisa menjadi imam
- Umur lebih tua dari aku
- Punya pekerjaan tetap
- Punya keahlian, yang seandainya dia di PHK dari pekerjaannya dia masih bisa mencari rejeki dari keahlian yang dimilikinya.
- Bertanggungjawab. Ini bisa aku ketahui dari ceritanya waktu di Jogja dulu. Katanya dulu pernah kerja apa aja yang penting halal dan bisa dapat uang untuk makan dan bayar kost. Jadi aku pikir apalagi kalo udah punya anak, pastinya dia akan kerja lebih keras lagi untuk menghidupi anak-anak dan istrinya.
- Humoris
- Bisa diajak berdiskusi dan bertukar pikiran.
- Bisa membimbing aku ke jalan yang benar.
- Dan yang pasti sayang sama aku dan anak-anak.
Waktu aku kenal Iyang, Lagu Naff yang judulnya "Akhirnya ku menemukanmu" lagi ngetop-ngetopnya. Aku sering sekali denger lagunya di radio yang aku setel di kantor. Setelah aku perhatikan syairnya, sepertinya cocok dengan keadaanku saat itu. Trus aku kirim sms ke Iyang syair lagu itu. Disangkanya itu puisi yang aku ciptakan untuk dia. Hahahha...... itu kan syair lagunya naff.....Dan Iyang baru tahu kalo itu syair lagu beberapa bulan kemudian.
akhirnya ku menemukanmu
saat hati ini mulai meragu
akhirnya ku menemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh
ku berharap engkau lah
jawaban sgala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku
REFF:
Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih tuk mencintaiku
Akhirnya ku menemukanmu
Saat hati ini mulai meragu
Akhirnya ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh
saat hati ini mulai meragu
akhirnya ku menemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh
ku berharap engkau lah
jawaban sgala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku
REFF:
Jika nanti ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih tuk mencintaiku
Akhirnya ku menemukanmu
Saat hati ini mulai meragu
Akhirnya ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh
by Naff
=================Artikel ini aku ikut sertakan dalam kontes "Tanda Cinta di Januari" di blognya Jeng Susan. Untuk memeriahkan milad ke-3 pernikahannya. Smoga pernikahannya langgeng terus sampai ajal memisahkan.
Oh ya Jeng Soes, aku sekalian mo majang award dari dirimu yang belum sempet aku pajang……maaf agak telat soalnya kelupaan terus. Maklum faktor U heheheh……
Makasih yachh, smoga sukses acara kontesnya.