Tuesday, January 25, 2011

Berhenti Merokok, Semua Tergantung Niat

Namanya Dalidjo. Lengkapnya Dalidjo Brownsweet. Dalidjo punya kebiasaan buruk sejak kecil, yaitu merokok. Dalidjo sudah belajar merokok sejak kelas IV SD. Tentu saja kebiasaan ini dilakukan tanpa sepengetahuan orang tuanya atau kakak-kakaknya. Dalidjo akan lari ke bukit atau ngumpet di kandang sapi kalau sedang merokok.
Dalidjo bukan tidak mengetahui bahayanya merokok bagi kesehatan. Dalidjo tahu bahwa rokok mengandung :
  1. Zat kimia berupa karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol.
  2. Nikotin, kadarnya 8-10 mg nikotin per batang di amerika, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
  3. Timah hitam (Pb), 1 batang rokok menghasilkan sebanyak 0,5 ug. 1 bungkus rokok (20 batang) menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari.
  4. Gas Karbonmonoksida (CO). Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen.
  5. Tar, kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
Dari searching di internet, Dalidjo juga tahu bahwa rokok bisa mengakibatkan :
1. Penyakit Jantung, Paru-paru, Stroke
2. Impotensi
3. Wajah keriput
4. Gigi berbercak dan nafas bau.
5. Anda dan di sekitar’ menjadi bau.
6. Tulang rapuh
7. Depresi
8. Kebakaran
9. Sirkulasi darah yang buruk
Dalidjo tahu semua itu. Tapi herannya Dalidjo sulit sekali melepaskan kebiasaan buruk tsb. Dan kebiasaan itu dibawa sampai Dalidjo duduk di bangku kuliah hingga bekerja. Dari Dalidjo masih di kampungnya, pindah ke Jogja, sampai pindah ke Jakarta. Apalagi setelah bekerja, merasa sudah bisa mencari uang sendiri jadi merokoknya sudah tidak pake pikir-pikir. Sehari bisa habis 2 sampai 3 bahkan 4 bungkus. Buat orang lain, bangun pagi langsung minum air atau sarapan. Tapi buat Dalidjo, bangun tidur langsung merokok. Pernah beberapa kali ada upaya untuk berhenti dengan mengurangi, tapi ... sia - sia ... kembali lagi ke barang yang satu itu.
Untungnya, ada beberapa kebaikan dari Dalidjo jika dia akan merokok. Dalidjo tidak bisa menikmati merokok jika sedang ngobrol dengan orang yang tidak merokok. Atau, jika dia sedang ngobrol dengan seorang yang perokok tapi pada saat itu dia sedang tidak merokok, maka Dalidjo bisa menahan untuk tidak merokok. Atau, jika sedang di ruangan tertutup, di angkutan, atau jika di sekitarnya ada wanita/perempuan atau jika sedang bersama kekasihnya. Kenapa? Karena Dalidjo tahu bahwa asap rokok mengganggu orang lain. Tapi .... begitu dia sendiri ... langsung deh ... kayak knalpot Metro Mini.
Sampai pada satu waktu di akhir tahun 2002 menjelang tahun baru 2003, Dalidjo ingin ikut-ikutan seperti orang lain. Punya resolusi untuk 1 tahun ke depan. Setelah merenung cukup lama, akhirnya Dalidjo memutuskan bahwa mulai tahun berikutnya Dalidjo akan berhenti merokok. Detik-detik menjelang jam 12 malam, Dalidjo menghabiskan beberapa batang rokok yang tersisa. Dan itulah terakhir dia merokok. Sejak saat itu Dalidjo menjelma menjadi orang yang tidak merokok.
Ternyata untuk berhenti merokok itu sangat mudah. Cuma perlu satu tekad bulat yang dinamakan “Niat”. Karena kalau kita sudah benar-benar niat, semua bisa berjalan dengan sangat mudah. Jika ada yang bilang "Sulit berhenti merokok" maka Dalidjo akan bilang "Itu omong kosong. Kalo ngga ada niat, pasti sulit". Kalau Dalidjo ditanya bagaimana caranya berhenti merokok .... maka jawabannya "JANGAN MEROKOK. LUPAKAN ROKOK". Bayangkan saja jika Anda merokok di tengah-tengah keluarga, kasihan anak dan istri Anda ... mereka diracuni dengan asap rokok Anda.
Cerita ini merupakan kisah nyata suami saya yang ia ceritakan kepada saya. Mudah-mudahan cerita ini bisa menginspirasi mereka-mereka yang sampai saat ini masih merokok untuk berhenti merokok. Stop merokok sekarang juga. Semua tergantung niat kok.
Oh ya waktu suami saya masih merokok, saya belum kenal sama beliau. Nahh ada satu cerita lagi tentang perokok ini, yaitu ibu saya. Biasa saya memanggilnya umi. Umi juga termasuk perokok kelas berat. Saya kurang tahu sejak kapan umi merokok dan mengapa jadi perokok. Cuma yang saya tahu, dulu waktu saya kecil sering diajak sama umi ikut ke acara pengajian. Dan sebagian besar jamaah pengajian itu adalah perokok. Rokok yang dihisap oleh umi yaitu rokok Djinggo. Tau sendiri kan, rokok Djinggo itu tanpa filter. Jadi semuanya tembakau. Kebayang kan lebih bahayanya rokok ini dibanding rokok filter.
Umi termasuk orang yang sulit untuk berhenti merokok. Kami sebagai anak-anaknya sudah mengingatkan bahayanya merokok, apalagi untuk orang tua seperti umi. Dulu sempat berhenti merokok sesaat setelah pulang menunaikan ibadah haji. Kemudian kebiasaan merokok itu diganti dengan menghisap batang cengkeh atau permen. Tapi ternyata berhenti merokok ini cuma berhasil dijalani umi selama beberapa bulan saja. Untuk selanjutnya umi tetap merokok dengan cara ngumpet-ngumpet. Biasanya merokok kalau lagi di kamar mandi atau di dalam kamar yang terkunci.
Sampai pada satu waktu tepat 2 minggu setelah saya menikah, saya dapat kabar kalau umi masuk RS. Saya langsung nangis sesenggukan. Karena selama hidupnya belum pernah sekalipun beliau dirawat di RS. Saya langsung buru-buru pergi ke RS. Ternyata umi kena penyakit asma, nafasnya sesak. Selama di RS nafasnya dibantu oksigen. Paru-parunya juga ada penyakit akibat kebiasaan merokok ini. Setelah 10 hari dirawat di RS, umi menghembuskan nafas yang terakhir. Innalillahi wa innailaihi rojiun. Semoga arwah beliau diterima disisi ALLAH SWT. Diampuni segala dosa2nya dan diterima semua amal ibadahnya. amiin....
Untuk itu bagi mereka yang sampai saat ini masih merokok, berhentilah merokok sekarang juga. Karena merokok lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Dan dalam agama disebutkan kalau merokok itu termasuk makruh (Berpahala jika tidak dikerjakan). Lagipula uang untuk beli rokok bisa dipergunakan untuk beli barang lain yang lebih berharga. Ketimbang uangnya untuk beli rokok kemudian dibakar dan habis itu akan mendatangkan penyakit
Artikel ini di ikut sertakan dalam kontes "Aku Ingin Sehat" yang diadakan oleh Kakaakin dalam rangka milad ke-2 blognya.

13 comments:

  1. Setuju banget, Mbak... Mesti ada niat yang kuat :)
    Tapi, saya kurang merasakan sentuhan pribadi pada cerita yang Mbak bagi ini :D
    Tips dari saya (ceileee) : karena pada pengumuman kontes, yang diinginkan adalah pengalaman si empunya blog, harap dari sisi Mbak Nia juga dimunculkan, meskipun dengan konten yang sama.
    Makasih ya :)

    ReplyDelete
  2. kalau tidak ada niat dan kemauan pasti ngak akan berhasil yach

    ReplyDelete
  3. merokok tuh kayaknya pekerjaan yang gak ada manfaatnya sama sekali deh....

    heran banget kenapa bisa makruh hukumnya, kenapa gak haram aja sekalian!
    hehehheee

    ReplyDelete
  4. wah ada kontes ya mbak,ikutan aaah :)

    ReplyDelete
  5. @ Kakaakin : mbak udah aku edit postingannya heehhe....

    @ IbuDzakyFai : iya mom, niat yg utama

    @ Budiarnaya : betul banget mas, sampeyan ngga merokok khan?

    @ Elsa : iya mbak Elsa, udah asapnya bikin pusing orang, kan mending uangnya utk beli susu anak yach heheh....

    @ Lidya : iya mbak Lidya, hayo ikutan....kita jadi banci kontes sama2 ahahhahah....

    ReplyDelete
  6. betul.... apapun tujuan kita yg penting niatnya gimana, kuat nggak.
    Syukur ya mbak papa ina udh ngga ngerokok lagi :)
    semoga kontesnya menang juga yaa...

    ReplyDelete
  7. @ Motik : iya mom, dari dulu aku emmang bercita-cita punya suami yg bukan perokok, syukurlah cita2nya terkabul hehehe....

    ReplyDelete
  8. Tengkiyu ya, Mbak. Udah dicatat :)

    ReplyDelete
  9. mudah2an siapa saja yang baca tulisan ini tergerak hatinya unt segera berhenti merokok, amin

    ReplyDelete
  10. Wah siapkah mereka para perokok berhenti merokok? Sementara sebagian orang sudah menganggap bahwa rokok adalah trend.
    Harus mereka baca nih.

    ReplyDelete
  11. harus ada niat dan keinginan kuat buat berhenti merokok, ada yang niat berhenti tapi kalo setiap hari dikelilingi kawannya yang merokok bisa kumat lagi

    ReplyDelete
  12. betul, mba.. ga ada orang yang mau suka rela ngisap asap rokok. hiks... bisa2 sesak nafas yang ada ya...

    ReplyDelete

Silahkan komentar